Larangan TikTok di AS dapat berdampak besar bagi banyak bisnis micro dan para kreator yang selama ini bergantung pada platform media sosial ini untuk menghasilkan pendapatan. Jika kebijakan ini diterapkan, banyak pihak yang berisiko kehilangan sumber penghasilan utama mereka.
TikTok dan Dampaknya terhadap Bisnis Kecil di AS
Pada 24 April 2024, Senat AS mengesahkan sebuah rancangan undang-undang yang dapat menyebabkan larangan TikTok di AS. Undang-undang ini mengharuskan perusahaan induk TikTok, ByteDance, untuk menjual aplikasi tersebut kepada pemilik non-China, atau terancam dilarangan secara total penggunaannya di AS. Meskipun keputusan ini masih menghadapi jalur hukum yang panjang, implikasinya sudah dirasakan oleh banyak pihak.
TikTok telah menjadi platform yang sangat penting bagi lebih dari 7 juta bisnis kecil di AS, yang tercatat menghasilkan pendapatan hingga $15 miliar pada tahun 2023.
Secara global, platform ini juga telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian. Di Eropa, TikTok menyumbang €4,8 miliar ($5,14 miliar) terhadap PDB beberapa negara besar seperti Jerman, Prancis, Italia, Belanda, dan Belgia.
Bagi para pelaku usaha kecil dan kreator, TikTok bukan hanya sekadar alat pemasaran, melainkan juga sumber pendapatan yang vital. Tanpa TikTok, mereka akan kehilangan saluran utama untuk berinteraksi dengan konsumen dan memperkenalkan produk mereka.
Dampak Larangan TikTok bagi Kreator dan Pengusaha
Dikutip dari BBC, Shira, seorang kreator berusia 27 tahun dengan lebih dari 500.000 pengikut di TikTok, merasa sangat terpengaruh oleh ancaman larangan ini. Shira memulai akun TikTok-nya pada tahun 2021 setelah pindah dari Australia ke AS, dan dengan cepat mengembangkan audiensnya berkat video reaksi dan cerita pribadi. TikTok, menurut Shira, telah menjadi sumber penghasilan utama baginya melalui kerja sama dengan berbagai merek.
“Prosesnya tidak mudah. Saya menghabiskan bertahun-tahun untuk membangun audiens yang setia dan mengedit konten,” ujar Shira. “TikTok telah membawa pendapatan terbesar. Jika platform ini hilang, saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi.”
Shira khawatir bahwa larangan TikTok akan mempengaruhi ribuan orang yang bergantung pada platform tersebut untuk penghidupan mereka. TikTok sendiri melaporkan bahwa aplikasi ini menyediakan lebih dari 224.000 pekerjaan di AS. Bagi kreator seperti Shira, kehilangan TikTok berarti kehilangan sumber penghasilan yang selama ini mereka andalkan.
Ileana Justine, seorang kreator dengan hampir 200.000 pengikut, merasakan hal yang sama. Ileana, yang terkenal karena konten seputar isu sosial-politik, mengatakan bahwa TikTok memungkinkan dia untuk memperluas jangkauan dan memperkenalkan produk atau layanan yang ia dukung. “Banyak teman saya yang berhasil mengubah bisnis sampingan mereka menjadi pekerjaan penuh berkat TikTok,” katanya. “Jika TikTok hilang, banyak peluang akan hilang.”
Alternatif Platform Jika TikTok Dilarang
Jika TikTok dilarang di AS, banyak pelaku usaha dan kreator akan mencari platform alternatif untuk melanjutkan aktivitas mereka. Meskipun ada pilihan seperti Meta (Facebook, Instagram), para ahli mengakui bahwa tidak ada platform yang dapat menyaingi kemampuan TikTok dalam menjangkau dan berinteraksi dengan audiens, khususnya generasi muda.
Mohammad Rahman, profesor manajemen di Purdue University, menjelaskan bahwa kita hidup di ekonomi digital, dan perusahaan tidak bisa kembali ke model pemasaran tradisional. “Para konsumen sudah berubah dalam cara mereka mengumpulkan informasi dan memilih produk. Kembali ke cara lama tidak akan efektif,” ujarnya.
Kristen Schiele, profesor klinis pemasaran di University of Southern California, menambahkan bahwa untuk menjangkau Gen Z—kelompok yang sangat berperan dalam pengeluaran konsumen—TikTok adalah platform yang paling efektif saat ini. “Sangat sulit untuk menjangkau mereka di platform lain,” kata Schiele. “Jika TikTok hilang, banyak bisnis kecil yang mungkin kesulitan menemukan platform pengganti.”
Dampak Global dari Larangan TikTok di AS
Pengaruh larangan TikTok tidak hanya akan dirasakan di AS, tetapi juga oleh bisnis internasional yang bergantung pada audiens AS. Para kreator dan pengusaha di negara lain, termasuk Kanada, telah mengungkapkan kekhawatirannya. Seorang juru bicara TikTok Kanada mengatakan bahwa larangan TikTok di AS akan sangat merugikan bisnis kecil yang bergantung pada audiens Amerika.
Selain itu, merek kecantikan dari Korea, Jepang, dan China yang banyak memanfaatkan TikTok untuk mempromosikan produk mereka ke audiens global juga akan terpengaruh. Tanpa TikTok, mereka harus menemukan cara lain untuk menjangkau konsumen AS, yang bisa jadi jauh lebih sulit.
Menurut Schiele, meskipun beberapa perusahaan internasional mungkin dapat beradaptasi, bisnis yang lebih kecil mungkin akan kesulitan. “Untuk merek yang baru berkembang, kehilangan TikTok bisa menjadi pukulan berat,” ujar Schiele.
Lebih dari Sekadar Pendapatan
Bagi banyak bisnis, TikTok tidak hanya berfungsi sebagai platform untuk menghasilkan uang, tetapi juga sebagai ruang untuk membangun komunitas. Matt McGuckin, pemilik Dappz Sports, sebuah perusahaan kartu olahraga, merasa sangat terhubung dengan audiensnya. McGuckin memulai bisnisnya pada tahun 2019 dan membangun pengikut yang besar setelah pandemi COVID-19. TikTok menjadi ruang bagi para penggemar kartu olahraga untuk berkumpul dan berbicara tentang hobi mereka.
“Ini lebih dari sekadar penjualan. Kami memiliki pengikut yang datang setiap malam hanya untuk berbicara tentang olahraga,” ujar McGuckin. “Beberapa dari mereka bahkan tidak membeli apa-apa, tetapi mereka tetap menjadi bagian dari komunitas kami.”
Meskipun McGuckin siap mencari alternatif jika TikTok dilarang, dia merasa sangat terikat dengan komunitas yang telah dia bangun. “Kami menaruh energi terbesar kami di sini, dan jika semuanya hilang, itu akan sangat disayangkan, meskipun kami bisa sukses di platform lain,” kata McGuckin.
Masa Depan Bisnis Kecil Tanpa TikTok
Jika TikTok benar-benar dilarang di AS, para kreator dan bisnis kecil akan menghadapi tantangan besar. Mereka harus mencari alternatif untuk melanjutkan kegiatan mereka, namun menggantikan TikTok yang memiliki audiens dan engagement yang sangat besar, khususnya dengan Gen Z, bukanlah perkara mudah.
Sebagai platform yang lebih dari sekadar alat pemasaran, TikTok telah membantu banyak bisnis kecil tumbuh dan berkembang. Jika larangan ini diterapkan, banyak pelaku usaha yang akan kehilangan saluran utama untuk menjangkau audiens mereka, yang dapat mempengaruhi pendapatan dan keberlanjutan bisnis mereka.
Selama proses hukum berlangsung, masa depan TikTok di AS masih belum pasti. Namun, satu hal yang jelas: perubahan besar sedang terjadi, dan bisnis kecil harus bersiap untuk beradaptasi dengan tantangan baru yang datang.